GEMADARUSSALAM_Menjadi Marbot
Masjid merupakan pekerjaan yang sangat mulia, Marbot
Masjid
oleh banyak kalangan diartikan sebagai penjaga masjid atau seseorang yang
ditugaskan untuk menjaga kebersihan masjid dan juga sekaligus menjadi
penanggungjawab segala ritual ibadah di masjid seperti adzan lima waktu,
menjadi imam cadangan apabila imam yang biasa mengimami shalat Pardu berhalangan.
Belum lagi tugas tugas teknis lainnnya seperti bertanggungjawab atas kebersihan
dan kerapian masjid. Tugas Marbot ini sungguh begitu berat karena harus berada
di masjid selama 24 jam mengurusi segala kegiatan di masjid.
Di
Masjid Jami’ Nurul Islam Desa Rensing Bat Kecamatan Sakra Barat misalnya, memiliki
marbot yang bernama H.Ahmad Rifa’i yang sudah belasan tahun mengabdi selalu
berada di masjid melakukan tugasnya sebagai seorang marbot, siang malam terjaga
memastikan kondisi masjid tetap aman dan bersih.
Oleh
masyarakat Desa Rensing Bat terutama yang bermukim di sekitaran komplek Masjid,
sudah tau bagaimana H.Ahmad Rifa’i mengurus masjid tersebut, tekun, bangun
sebelum waktu subuh mempersiapkan segala sesuatu sebelum waktu shalat fardu
tiba, seperti memastikan air untuk wudhu senantiasa ada, tempat wudhu yang
bersih, karpet sudah siap tinggal pakai dan lain-lainnya.
Di
kalangan masyarakat Desa Rensing Bat, Marbot yang umurnya sekarang sudah 70
tahun lebih tersebut, ada waktu yang oleh sebagian masyarakat sangat tidak di
sukai dan sangat tidak setuju apabila membunyikan spekar hanya untuk mengetes
Mic atapun Mesin speker apakah bisa berfungsi dengan normal ataukah tidak, itu
di lakukan di jam 03.30 wita ketika warga masihpun tertidur nyenyak, sang
marbot terbangun mengetes speker “Halo halo mic di coba satu dua tiga”
Masyarakat yang mendengar dan terbangun dengan suara tersebut kadang tersentak
dan terkejut ada apa gerangan.
Tidak
berhenti sampai di situ, H.Rifa’i kembali membangunkan warga di jam 04.00 wita,
kali ini dengan sopan mengucapkan salam, “Assalamualaikum
Wr.Wb. Jamaah senamian jam sudah menunjukkan jam Empat, jam empat, jam empat, Bangun bangun bangun dan
di akhiri dengan salam kembali” seketika itu juga banyak warga yang
terbangun, ada yang bersyukur karena dengan terbangunnya mereka bisa
melaksanakan shalat tahajjud namun tidak sedikit yang merungu karena merasa
terganggu terbangun sebelum masuk waktu subuh.
Sebelumnya, sudah
banyak yang menegur untuk tidak membangunkan warga jauh sebelum waktu subuh,
namun tidak di indahkan, karena menurut cerita salah seorang warga yang tidak
mau namanya disebut, cara berfikir sang marbot terganggu karena paktor penyakit
yang di deritanya.
Menurut sang marbot,
itu sebagai salah satu caranya untuk membantu masyarakat Desa Rensing Bat agar
senantiasa waspada kepada orang-orang yang bermaksud tidak baik (pencuri /
maling), karena ketika mendengar suaranya pencuri akan kabur karena pemilik
rumah terbangun karena mendengar suaranya lewat corong masjid.
Ambil baiknya saja.. hahaa
ReplyDeleteya itu maksud saya...hehe
ReplyDeleteSyaiton berkopeah itu namanya...
ReplyDelete