Merugi, Panen Tembakau Tahun 2025 tidak Bisa Menutupi Biaya Produksi - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Kamis, 09 Oktober 2025

Merugi, Panen Tembakau Tahun 2025 tidak Bisa Menutupi Biaya Produksi


 Panen tembakau tahun 2025 tidak dapat melunasi biaya produksi akibat cuaca buruk, memang menjadi kenyataan pahit bagi banyak petani di Rensing bat kecamatan Sakra Barat khususnya dan banyak wilayah di NTB.

Hujan yang datang di luar musim saat seharusnya kemarau mengakibatkan daun tembakau kelebihan kadar air, merusak kualitasnya, dan menyebabkan kerugian finansial yang signifikan.


Musim panen tembakau 2025 menjadi kenangan pahit bagi para petani di berbagai wilayah terutamanya di lombok. Panen yang telah lama dinanti harus berakhir dengan kekecewaan mendalam, sebab hasil yang didapat tidak mampu menutup biaya produksi yang sudah membengkak sejak pembibitan hingga proses pengeringan.


Daun-daun tembakau yang sudah dipetik dari sawah yang seharusnya menjadi sumber pendapatan, justru menjadi saksi bisu kegagalan karena cuaca yang tidak bersahabat. 


Tembakau adalah tanaman yang sangat sensitif terhadap kondisi cuaca. Tanaman ini membutuhkan curah hujan yang minim, terutama saat memasuki masa panen. Namun, pada tahun 2025, fenomena anomali cuaca yang sering disebut "kemarau basah" kembali terjadi. Hujan yang turun tidak pada waktunya membanjiri lahan tembakau, merusak kualitas daun, dan membuatnya kelebihan kadar air. 

Kondisi ini menciptakan masalah ganda bagi para petani.


Daun tembakau yang basah tidak bisa dikeringkan dengan sempurna. Ini menyebabkan mutu tembakau anjlok drastis dan harganya jatuh jauh di bawah standar.


Kelembapan tinggi akibat hujan juga memicu serangan hama, seperti ulat, dan penyakit jamur yang membuat daun rusak, berlubang, bahkan membusuk. Biaya Produksi yang Terbakar Sia-sia.


Ketika panen gagal, semua biaya ini seolah menguap begitu saja. Petani yang terpaksa menjual hasil panen dengan kualitas rendah hanya bisa menanggung kerugian. Banyak di antara mereka yang terlilit utang karena modal awal didapat dari pinjaman. 


Jeritan Petani yang Memudar

Kerugian akibat cuaca buruk ini bukan hanya masalah finansial, tetapi juga mental. Harapan yang dibangun sejak awal musim tanam kini hancur lebur. Banyak petani yang sudah menanam berulang kali, tetapi tetap gagal panen karena cuaca yang terus tidak menentu. 


Situasi ini mengancam keberlanjutan mata pencaharian petani tembakau. Mereka berharap adanya intervensi dari pemerintah iuntuk Perlindungan bagi petani yang tanamannya mengalami gagal panen akibat faktor alam dan Uluran tangan pemerintah untuk meringankan beban finansial petani yang menderita kerugian besar.


Tanpa adanya solusi nyata, kekecewaan para petani tembakau pada tahun 2025 dikhawatirkan akan terulang di masa depan. Mereka tidak hanya membutuhkan bantuan, tetapi juga solusi jangka panjang yang bisa menjamin kesejahteraan mereka di tengah ketidakpastian iklim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar