Ini Bukti Kita Telah Terbelah Oleh Benci yang Berlebih - gema darussalam

Breaking

gema darussalam

Bicara Apa Adanya, Berbagi Cerita dan Berita, Dari Desa Terbang Menyapa Dunia

Saturday 7 July 2018

Ini Bukti Kita Telah Terbelah Oleh Benci yang Berlebih


Oleh : Yusranil Fathi
GEMADARUSSALAM_Bagi sebagian kita, rakyat Indonesia hari ini terbelah kalau tidak pro Jokowi berarti kontra Jokowi. Seakan hanya dua kelompok itu yang ada di negeri ini. "Enggaqne doang isine" istilah sasaknya. Polarisasi ini bak atraksi tanpa akhir hingga hari ini sejak pilpres 2014, setiap kejadian dan fenomena digoreng dan dibungkus sebagai amunisi menyerang lawan. Kita kemudian hidup dalam benci dan curiga berlebih terhadap kelompok lawan, dan di sisi lain cinta berlebih terhadap kelompok sendiri, kemudian saling klaim sebagai kelompok dengan logika dan nalar paling sehat, diluar mereka adalah idiot.

Parahnya, sebagian kita menikmati hanyut dalam perpecahan itu, dengan terus menerus menabuh gendang curiga dan benci berlebih dan menihilkan upaya rekonsiliasi antar anak bangsa. 

Hari ini, timeline sosial media sedang penuh dengan beragam tafsir atas statement TGB terhadap wacana pencapresan Jokowi pada periode selanjutnya.

Bagi sebagian kita, telah membuat kesimpulan sendiri dengan menyeret TGB harusnya berada pada kelompok yang satu dan tidak dengan kelompok yang lain. TGB diasumsikan sama dengan sebagian kita bahwa TGB juga harus memilih salah satu dari dua kelompok tersebut, padahal faktanya TGB tidaklah berada di salah satu dari keduanya.

Mengenai statement TGB, saya pikir statement tsb sangat normatif, sbg bentuk apresiasi atas wacana pencapresan Jokowi. Namun hal tersebut terlalu dini bila ditafsirkan sebagai bentuk dukungan politik, apalagi kemudian dibumbui kecurigaan sebagai niatan TGB mencari panggung cawapres Jokowi.

Yang harus disadari, kebencian yang kita miliki hari ini terlalu berlebih dan menyebabkan hilangnya ruang apresiasi dalam hati kita terhadap suatu hal positif yang dimiliki lawan politik kita.
Di sisi lain TGB ini memiliki keunikan dalam hal adab dan akhlak, sbg politisi yang lahir dari pesantren, TGB ini belum pernah terekam mengeluarkan statemen atau hujatan yang meruntuhkan harga diri dan wibawa tokoh lain meskipun itu lawan politiknya.

Sementara sebagian kita, yang terlalu asyik hanyut dalam pertikaian politik pro dan kontra pemerintah, terlalu berharap tokoh2 bangsa untuk terus saling hujat dam fitnah dengan kata-kata kotor sbg legitimasi (diantara dua kelompok yang dibentuk pikiran kita itu) di kelompok mana dia berdiri.

Justru dengan menyadari bahwa ternyata hari ini bangsa kita telah terpecah, kita membutuhkan lebih banyak tokoh2 seperti TGB yang berdiri di tengah sebagai perekat kembali persatuan kita. Kita butuh tokoh yg menyadarkan kita untuk belajar kembali saling menghargai, dan tdk saling benci secara berlebih serta mengutamakan persatuan anak bangsa. Saya yakin sebagian kita sudah jenuh dan muak dengan tontonan kelompok "cebong dan kampret" ini.

No comments:

Post a Comment